TEATER TRADISIONAL

Skip to content





NAMA :RAHMADHANI INDAH
CLASS :XI IPA2
SUBJEK :ART OF CULTURE
TEACHER :RONALDO ROZALINO S.Sn



TEATER TRADISIONAL

Print E-mail

Teater atau seni pentas merupakan salah satu media komunikasi langsung dan menjadi wahana penting dalam menyebarkan pemikiran dan kebudayaan di sepanjang sejarah. Teater, terkadang menyodorkan pertanyaan kepada publik dan terkadang pula mengisahkan tragedi yang begitu menyayat, memaksa penontonnya terhanyut turut menangis, namun kadang juga membuat mereka tertawa lebar.

Teater ritual dan tradisional merupakan bagian dari seni pentas yang berakar dari kebudayaan kuno ataupun kepercayaan suatu bangsa. Seni pentas semacam itu menjadi semacam memori yang masih bertahan menyimpan suatu kenangan saat kehidupan dan kesibukan manusia belum terpisahkan dengan doa-doa dan ritual kepercayaannya. Di masa itu, manusia hidup selaras dengan alam dan menganggap dirinya sebagai bagian tak terpisahkan dari alam. Karena itu, teater ritual yang berkembang di zaman itu mengemas pelbagai konsep yang terlihat berbeda itu menjadi sebuah tontonan seni.

Iran memiliki teater ritual dan tradisional yang sangat beragam, seperti: Siyah bazi, baqal bazi, pardeh khani, khimeh shab bazi, shamael gardani, naqali, dan taziyeh atau shabih khani. Namun sebagian besar dari seni pentas tradisional Iran itu kini makin langka ditemui bahkan ada yang tinggal namanya saja. Namun sebagian lagi ada pula yang mengalami perubahan dan justru berkembang kian pesat sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Oleh karena itu, sebagai upaya untuk menggali dan menghidupkan kembali teater ritual dan tradisional, baru-baru ini di Tehran digelar Festival Internasional Teater Ritual-Tradisional yang ke-14. Sejak tahun lalu, skala festival tersebut diperluas hingga ke tingkat internasional dan menampilkan sejumlah teater ritual dan tradisional dari mancanegara.

Dalam festival kali ini, digelar pelbagai ragam seni drama, mulai dari teater pentas, teater lapangan, hingga teater ritual dan tradisional Iran seperti shabih khani, qahweh khane-i, khimeh shab bazi, dan patuq. Selain itu, delegasi dari India, Italia, Hongkong, Korea Selatan, dan Bulgaria, juga turut menampilkan teater ritual-tradisionalnya. Tercatat 42 teater Iran dan 60 seni pentas berdurasi pendek khusus anak-anak dipentaskan dalam festival kali ini. Di sela-sela festival juga digelar acara pemberian penghargaan kepada empat tokoh senior pegiat teater di Iran.

Salah satu sesi penting Festival Internasional Teater Ritual-Tradisional yang ke-14Tehran adalah seminar internasional tentang teater ritual-tradisional yang berlangsung selama tiga hari. Selain menampilkan narasumber lokal, sejumlah pembicara dari Italia, Finlandia, Afghanistan, AS, Tanzania, Jerman, Singapura, Jepang, Swedia, Turki, dan Turkmenistan juga turut hadir. Selain seminar, panitia festival juga menyelenggarakan forum pelatihan dan pendidikan teater untuk mengenal lebih mendalam dan menemukan unsur-unsur kesamaan dan perbedaan ritual dari berbagai negara.

Pemain teater dan penulis asal Iran, Reza Kiyaniyan dalam orasinya di seminar tersebut menuturkan, "Teater ritual-tradisional memerlukan pendekatan baru dan perencanaan jangka panjang. Para pegiat teater mesti menghidupkan kembali seni pentas tradisional dengan perspektif baru dan mengaitkannya dengan isu-isu aktual. Para peneliti di bidang ini juga bisa memberikan sumbangan besar, sebab persoalan sosial di masa sekarang memerlukan perencanaan dan teater bisa mengemasnya dalam format seapik mungkin. Pada tahap pertama, peneliti mesti menggali kembali naskah-naskah kuno dan klasik, kemudian dilanjutkan oleh para pegiat teater menampilkan substansi aktual lewat format tradisional. Permasalahan yang tak kalah penting lainnya adalah memanfaatkan kemampuan tinggi para seniman dalam jenis seni ini dan para guru seni teater tradisional".

Jafar Vali, sutradara teater dan penulis asal Iran lainnya juga sepakat dengan pendapat tadi. Menurutnya, memperkenalkan teater tradisional kepada masyarakat merupakan jalan terpenting untuk mempertahankan kelangsungan hidup seni pentas tersebut". Lebih lanjut ia menuturkan, "Teater tradisional memerlukan promosi, namun upaya itu tidak cukup hanya dengan menggandalkan persepsi klasik dan tradisional. Kita mesti menciptakan perubahan struktural dalam substansi teater tradisional namun dengan tetap mempertahankan secara utuh kaidah pementasan, sehingga bisa terwujud pengalaman baru. Bahkan dalam beberapa kasus, format dan penampilan pementasan harus diubah juga. Masyarakat sekarang sangat berbeda dengan tipe masyarakat ratusan tahun yang lalu. Mereka memiliki tuntutan dan selera yang baru pula. Karena itu, teater mesti menggarap persoalan hidup sehari-hari mereka. Dengan begitu, inovasi semacam itulah yang akan menjamin kelestarian teater tradisional dan menjaganya untuk generasi mendatang".

Sejatinya, teater tradisional yang kita kenal sekarang lahir dari situasi sosial tertentu yang berbeda dengan kondisi sekarang. Ada banyak peneliti teater yang mengakui bahwa jika teater tradisional dipentaskan sesuai dengan format aslinya, tentu tidak akan banyak menarik minat publik. Dan perlahan akan mengubahnya menjadi ragam seni yang layak dimuseumkan.

Teater tradisional merupakan bagian dari identitas budaya dan menjadi kekayaan kultural bangsa-bangsa yang berperadaban kuno. Meski demikian sebagian besar pakar seni menilai perlu diadakannya perubahan dalam menampilkan seni pentas tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat modern. Menggali kembali akar sejarah teater tradisional merupakan langkah awal untuk menggelar perubahan. Selain itu, mengenal asal-asul dan mencari unsur-unsur asli teater tradisional dengan cara memisahkannya dari tendensi sosial dan politik yang melingkupinya di masa lalu merupakan salah satu cara untuk menemukan format dasarnya. Selain itu, memadukan teater tradisional dengan sentuhan modern yang lebih inovatif seperti penggunaan tata cahaya, dekorasi, dan musik merupakan salah satu cara untuk membuat seni pentas tradisional terlihat makin menarik.

Amir Dejakam, seorang sutradara, pemain dan penulis teater asal Iran berpendapat bahwa seandainya teater tradisional Iran dikenali secara benar dan dihidupkan ulang, hal itu bisa menjadi ranah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya teater Iran. Lebih jauh ia menjelaskan, "Pementasan teater tradisional secara klasik sudah tidak menarik lagi bagi publik modern dan hanya menghibur mereka beberapa jam saja. Karena itu, upaya mempromosikan teater tradisional harus diiringi dengan rekonstruksi seni pentas ini. Kehidupan masyarakat tradisional dan problematika mereka harus bisa menyusup dalam teater tradisional. Sebab hanya dengan cara itulah teater tradisional bisa tetap bertahan".

Point lain yang perlu diperhatikan juga adalah dalam teater tradisional Iran juga tengah terjadi proses aktualisasi. Sebagai misal, selama ini teater tradisional Iran seperti Shabih khani hanya menampailkan kisah kepahlawanan Imam Husein dan sahabat-sahabatnya dalam peristiwa Asyura. Namun sekarang, sejumlah seniman teater Iran mulai menampilkannya dengan mengusung peristiwa heroik para pejuang Iran dalam perang delapan tahun yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran di dekade 1980-an.








Pesan Rahbar Kepada Ahmadinejad
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei pekan lalu ketika bertatap muka dengan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan anggota kabinet, mengajak para pejabat negara untuk berupaya serius guna mewujudkan keadilan seperti, melindungi masyarakat lemah, memperhatikan daerah tertinggal dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat khususnya inflasi dan pengangguran. Ayatullah Khamenei juga mengingatkan kembali partisipasi besar rakyat dalam pemilu presiden 12 Juni dan menyatakan bahwa fenomena itu merupakan bentuk tekad dan tanggung jawab masyarakat dalam menentukan para pejabat pemerintah. Pada kesempatan itu, Rahbar memaparkan pentingnya upaya serius para aparatur negara dalam pemerintahan Islam untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Seraya menjelaskan sepuluh poin penting kepada para anggota kabinet pemerintahan kesepuluh, Rahbar menyatakan bahwa partisipasi luas bangsa Iran dalam pemilu telah membuka lembaran baru dalam kehidupan revolusi dan pemerintah. Menurut Rahbar, gerakan besar ini menekankan posisi Islam dan Republik dalam pemerintahan. Gerakan ini memberi pesan penting khususnya kepada para pejabat negara, akademisi, dan tokoh politik. Rahbar menegaskan bahwa sebagian besar masalah akan terselesaikan jika memahami pesan tersebut dengan baik.

Rahbar menyampaikan bimbingan dan pesannya kepada para aparatur negara bersamaan dengan dimulainya aktivitas pemerintahan Ahmadinejad. Pesan Rahbar ini merupakan jaminan atas kesuksesan pemerintahan baru dan syarat untuk mencapai kemajuan Republik Islam Iran di berbagai bidang politik, sosial, dan budaya. Rahbar mengajak pemerintahan baru untuk meningkatkan kinerjanya guna merealisasikan keadilan, memerangi kerusakan, dan menggalakkan hidup sederhana. Selain itu, Rahbar juga menegaskan perlunya memberikan perhatian penuh terhadap rencana 20 tahun kedepan, menghindari sikap tergesa-gesa dalam mencanangkan program ekonomi dan memanfaatkan pendapat para pakar secara tepat.

Pada bagian lain pesannya, Rahbar juga mengajak para pejabat negara untuk mematuhi secara penuh undang-undang, meningkatkan kemampuan menerima kritikan, memaksimalkan upaya dalam mengatasi masalah, dan membuat model kemajuan Iran-Islam. Dalam sistem Republik Islam Iran, pemerintah dipilih secara langsung oleh rakyat dan para wakil rakyat di parlemen. Oleh karena itu, pemerintah memiliki kedudukan istimewa dalam pilar-pilar utama sistem negara Islam. Tuntutan dan harapan dari pemerintah juga sesuai dengan kedudukan istimewa tadi yang digariskan oleh undang-undang dasar Iran.


Pada dasarnya, masyarakat lewat hak suaranya memilih orang yang berkompeten untuk duduk sebagai presiden dan memiliki kemampuan untuk mengatasi kebutuhan rakyatnya di berbagai bidang politik, ekonomi, dan budaya. Mereka menyerahkan tanggung jawab besar ini kepada para pejabat negara dan tokoh politik. Oleh karena itu, pesan Rahbar ini tidak hanya berlaku untuk periode tertentu, tapi merupakan strategi dasar untuk mewujudkan tujuan-tujuan rencana 20 tahun kedepan.

Pemerintahan Ahmadinejad yang memimpin untuk periode kedua merupakan sebuah kesempatan untuk melanjutkan program-program yang pernah dicanangkan pada periode pertama sekaligus mensukseskan proyek dan target-target empat tahun lalu. Namun kini presiden dan anggota kabinet memangku tugas dan tangggung jawab yang lebih berat terlebih setelah terjadinya kerusuhan pasca pemilu. Sebagaimana diungkapkan oleh Rahbar, pemerintahan kesepuluh yang lahir berkat partisipasi 85 persen warga membuat mereka menjadi incaran musuh dan wajar jika terdapat berbagai upaya untuk menjatuhkan pemerintahan ini.

Masalah dan beragam peristiwa pasca pilpres menunjukkan bahwa salah satu tujuan utama musuh dalam aksinya mengintervensi urusan internal Iran adalah menciptakan keputusasaan dan mengaburkan partisipasi 85 persen rakyat dalam pemilu kali ini. Para musuh bermaksud menghentikan bangsa Iran mencapai kemajuan dan membalas dendam atas bangsa ini karena mereka telah menjadi model dalam demokrasi. Dengan memperhatikan realita ini, pihak musuh kini tengah berupaya merusak citra Republik Islam Iran di kancah internasional.

Yang pasti upaya untuk menggembosi dan meruntuhkan Republik Islam Iran telah berjalan sejak kemenangan revolusi Islam, namun saat ini upaya tersebut kian santer demi mencegah kemajuan yang dicapai bangsa Iran di bidang teknologi nuklir. Selain itu, mengacaukan perekonomian dan kebijakan luar negeri Iran dengan menyebar serta mengekspor berbagai propaganda anti-Iran.

Oleh karena itu, salah satu faktor penting bagi kesuksesan pemerintahan kesepuluh adalah memelihara dan meningkatkan persatuan nasional dan juga berupaya maksimal untuk mengejar kemajuan sains dan ekonomi dan meningkatkan hubungan yang adil pada tingkat regional dan internasional. Jelas bahwa pemerintah kesepuluh, selain memerlukan upaya presiden untuk mengajukan program-program kerja yang berkualitas, juga membutuhkan penindaklanjutan serius atas tujuan-tujuan negara.

Meski propaganda tersebut terus berjalan, Presiden Mahmoud Ahmadinejad menekankan bahwa kabinet ke-10 bertekad melanjutkan tujuan pemerintah dengan berlandaskan pada pengalaman pemerintahan sebelumnya. program pemerintahan Ahmadinejad saat ini khususnya di bidang kebijakan luar negeri lebih sensitif jika dibanding dengan pemerintahan sebelumnya, karena pemerintahan ke-10 ini membutuhkan peran yang lebih aktif di kancah internasional. Hal ini diperlukan Iran untuk menyebarkan tujuan mulia revolusi Islam dan keadilan agar dapat mempengaruhi dan menjadi tauladan baik di kancah regional maupun internasional.

Pesan Rahbar dalam pertemuan tersebut sejatinya adalah jalan yang paten bagi keadilan dan mempertahankan nilai-nilai Ilahi serta menyiratkan tujuan umum Republik Islam Iran dalam setiap bidang. Tak diragukan lagi bahwa Republik Islam Iran memiliki kemampuan dan kapasitas yang cukup untuk menghadapi rencana dan propaganda busuk musuh. Namun mengingat kian meningkatnya tekanan terhadap Iran maka tanggung jawab pemerintahan ke-10 kali ini dalam menghadapi setiap masalah semakin berat. Pesan dan nasehat Rahbar dalam pertemuan dengan kabinet baru Ahmadinejad juga menekankan poin ini.


0 komentar:

Posting Komentar